Kandungan Surat An-Nasr Ayat 1-3

Kandungan Surat An-Nasr Ayat 1-3

Surat An-Nasr adalah surat yang terdiri dari tiga ayat. Meskipun hanya tiga ayat, surat An-Nasr memiliki banyak sekali kandungan makna yang ada di dalamnya. Bahkan, kandungan surat An-Nasr ayat 1-3 juga memiliki banyak pelajaran-pelajaran yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kita akan mempelajari bersama kandungan surat An-Nasr ayat 1-3 beserta pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang bisa kita amalkan dari kandungan surat An-Nasr ayat 1-3.

A. Surat An-Nasr dan Terjemahannya

إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ ١ وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا ٢ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا ٣

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan [1] dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, [2] bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat. [3]


[QS. An-Nasr ayat 1-3]

B. Mengenal Surat An-Nasr

Surat An-Nasr (arab : سورة النصر) adalah surat ke seratus sepuluh dalam urutan mushaf Al-Quran. Secara bahasa, An-Nasr artinya adalah pertolongan. Ada juga yang menamai surat ini dengan surat At-Taudi’ (arab : سورة التوديع) yang artinya adalah perpisahan. Ia dinamai surat At-Taudi’ karena surat ini merupakan pertanda dekatnya ajal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam[1]. Tak lama menjelang surat ini turun, maka turunlah surat Al-Maidah ayat 3, lalu surat An-Nisa’ ayat 176, lalu surat At-Taubah ayat 128, lalu surat Al-Baqarah ayat 281, lalu Rasulullah pun menjumpai ajalnya[2].

Surat An-Nasr terdiri dari tiga ayat dan tergolong surat madaniyyah. Surat An-Nasr merupakan surat terakhir yang diturunkan secara keseluruhan[3]. Surat An-Nasr diturunkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam di Mina pada pertengahan hari tasyrik pada waktu haji wada’[4] setelah penaklukan kota mekah (fathu makkah). Setelah diturunkan surat An-Nasr, beliau berdiri dan berkhutbah di depan orang-orang. Khutbah yang beliau sampaikan sama seperti khutbah pada hari kurban[5].

C. Kandungan Makna Surat An-Nasr

Berikut ini kandungan makna surat An-Nasr ayat 1-3 ayat demi ayat :

1. Kandungan Makna Surat An-Nasr Ayat 1

إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ ١

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan


[QS. An-Nasr Ayat 1]

Makna Ayat :

“Wahai Nabi Muhammad, apabila telah datang pertolongan Allah kepadamu atas musuh-musuhmu dari kaum musyrik dan kafir Quraisy, dan telah datang pula kemenangan kepadamu dengan ditaklukannya kota Mekah yang Allah taklukkan untukmu sehingga kembali menjadi negeri Islam setelah sebelumnya dikuasai oleh kaum musyrik dan kaum kafir,”

Keterangan :
  • نَصۡرُ ٱللَّهِ : “pertolongan Allah” adalah pertolongan yang datangnya dari Allah dan tidak akan terwujud melainkan Allah yang mewujudkannya.
  • ٱلۡفَتۡحُ : “kemenangan” adalah keputusan pemenang dari dua kelompok yang saling berperang. Adapun kemenangan yang dimaksud dalam ayat ini adalah penaklukan kota Mekah di mana Rasulullah bersama kaum muslimin berhasil merebut kembali kota Mekah dari kaum kafir Quraisy tanpa ada perlawanan[6].

2. Kandungan Makna Surat An-Nasr Ayat 2

وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا ٢

dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,


[QS. An-Nasr Ayat 2]

Makna Ayat :

“dan engkau melihat orang-orang Arab dari berbagai kabilah masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong setelah sebelumnya mereka masuk ke dalam agama Islam secara perorangan,”

Keterangan :
  • ٱلنَّاسَ : “manusia” artinya adalah orang-orang secara umum. Meskipun kata “manusia” asalnya bersifat umum, tetapi yang dimaksud pada ayat ini adalah manusia secara khusus, yaitu orang-orang Arab.
  • دِينِ ٱللَّهِ : “agama Allah” adalah agama Islam karena hanya agama Islam yang diridhai oleh Allah.[7]
  • أَفۡوَاجٗا : “berbondong-bondong” artinya adalah berkelompok yang sangat banyak, di antara mereka ada penduduk Mekah, Thaif, Yaman, Hawazin, dan seluruh kabilah-kabilah Arab.
  • Dahulu orang-orang Arab menggantungkan keislamannya pada penaklukan kota Mekah. Mereka mengatakan : “Seandainya ia (Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam) memperoleh kemenangan atas kaumnya berarti benar dia adalah seorang Nabi.” Tatkala Allah taklukan kota Mekah untuk beliau, mereka pun masuk ke dalam agama Islam secara berbondong-bondong. Belum sampai dua tahun, seluruh penduduk Jazirah Arab telah beriman, dan tidak ada di seluruh kabilah Arab kecuali mereka menampakkan keislamannya.[8]
  • Ketika kota mekah ditaklukan, orang-orang Arab mengatakan : “Adapun jika Muhammad menang melawan penduduk Mekah, sungguh Allah pernah menolong mereka mengalahkan pasukan gajah, maka kalian tidak akan mampu mengalahkan mereka.” Maka orang-orang Arab pun masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong.[9]

3. Kandungan Makna Surat An-Nasr Ayat 3

فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا ٣

bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.


[QS. An-Nasr Ayat 3]

Makna Ayat :

“maka bertasbihlah dan sertailah tasbihmu itu dengan memuji Tuhanmu sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat pertolongan dan kemenangan yang Allah berikan serta masuknya orang-orang ke dalam agamamu, dan mohonlah ampunan kepada-Nya untukmu dan juga umatmu karena sesungguhnya Dia adalah Zat Yang Maha Menerima taubat hamba-hamba-Nya.”

Keterangan :
  • فَسَبِّحۡ : “bertasbihlah” adalah perintah Allah kepada Nabi-Nya untuk bertasbih, yakni sucikanlah Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Termasuk di antara sifat yang tidak layak bagi-Nya adalah mengingkari janji kemenangan yang telah dijanjikan dan menunda-nunda pertolongan karena menelantarkannya.
  • بِحَمۡدِ رَبِّكَ : “dengan memuji Tuhanmu” adalah perintah Allah kepada Nabi-Nya untuk bertahmid, yakni pujilah Allah karena Ia telah memberikan kemenangan kepadamu sehingga seharusnya engkau bersyukur kepada-Nya dengan memuji-Nya atas karunia dan kebaikan yang telah Allah berikan kepadamu.
  • وَٱسۡتَغۡفِرۡهُ : “dan mohonlah ampun kepada-Nya” adalah perintah Allah kepada Nabi-Nya untuk beristighfar, yakni mohonlah ampun kepada Allah sebagai bentuk tawadhu kepada-Nya dan karena sedikitnya amalmu serta sebagai pelajaran bagi umatmu agar mereka meneladanimu. Juga mohonlah ampun kepada-Nya untuk orang-orang beriman yang mengikutimu karena kegelisahan dan ketakutan mereka atas pertolongan yang tak kunjung tiba.
  • إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا : “Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat” sehingga seorang hamba hendaknya tidak perlu berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya meskipun telah melakukan dosa yang begitu banyak sekalipun asalkan ia bertaubat dengan sungguh-sungguh dan kembali kepada kebenaran setelah melakukan kesalahan.
  • Ayat ini merupakan isyarat dari Allah akan dekatnya ajal Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam sehingga Allah memerintahkan kepadanya untuk mempersiapkan diri dengan memperbanyak tasbih, tahmid, dan istighfar.
  • Perintah memperbanyak tasbih, tahmid, dan istighfar menunjukkan bahwa perintah menyampaikan risalah telah sempurna sehingga hal itu mengharuskan beliau wafat. Jika beliau hidup setelah penyampaian risalah sempurna maka pastilah beliau tidak membawa misi risalah lagi, dan itu tidaklah layak bagi seorang Rasul.
  • Ketika surat An-Nasr diturunkan, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa dengan doa berikut ini di setiap rukuk dan sujud dalam shalatnya : “‌سُبْحَانَكَ ‌رَبَّنَا ‌وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي” yang artinya “Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” Doa ini mengandung tasbih, tahmid, dan istighfar.
  • Perintah tahmid dan tasbih lebih di dahulukan sebelum perintah istighfar. Hal ini menunjukkan bahwa hal yang berkaitan dengan urusan Allah subhanahu wata’ala didahulukan sebelum hal yang berkaitan dengan urusan pribadi.

D. Pengamalan dari Kandungan Surat An-Nasr

  • Hendaknya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat pertolongan dari Allah dan kemenangan umat Islam mengalahkan musuh-musuh agama Islam.
  • Hendaknya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat masuknya orang-orang ke dalam Islam secara berbondong-bondong.
  • Di antara cara bersyukur kepada Allah adalah memperbanyak shalat, tasbih, tahmid dan istighfar.
  • Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang terjaga dari dosa. Namun, beliau tetap diperintahkan untuk memohon ampun kepada Allah. Maka dari itu, kita yang tidak terjaga dari dosa tentu lebih wajib dalam beristighfar.
  • Hendaknya kita meyakini bahwa agama yang diridhai oleh Allah hanyalah Islam sedangkan agama yang lainya adalah agama yang batil dan tidak diterima oleh Allah.
  • Hendaknya kita menunaikkan hak-hak Allah terlebih dahulu sebelum kita meminta hak kita kepada Allah sebagaimana yang ditunjukkan dalam surat ini agar bertasbih dan memuji-Nya terlebih dahulu lalu baruhlah memohon ampun kepada-Nya.
  • Ketika ajal telah dekat maka hendaknya kita mempersiapkan diri dengan memperbanyak tasbih, memuji-Nya, dan bertaubat kepada-Nya serta memohon ampunan kepada-Nya.
  • Hendaknya kita tidak berputus asa dari rahmat Allah meskipun telah banyak melakukan perbuatan dosa. Maka dari itu, hendaknya kita terus bertaubat dan beristihfar kepada-Nya karena Allah Maha Pengampun dan Maha Menerima Taubat para hamba-Nya.

E. Referensi

  • Tafsir Ibnu Katsir oleh Imam Ibnu Katsir
  • Aisarut-Tafasir oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
  • Tafsir Al-Munir oleh Wahbah Az-Zuhaili
  • Tafsir Al-Qurthubi oleh Al-Qurthubi
  • Ar-Rahiq Al-Makhtum oleh Safiyurrahman Al-Mubarakfuri

  • [1] HR. Bukhari no. 4970
  • [2] Tafsir Al-Qurthubi jilid 20 hlm. 233 (cet. Darul-Kutub Al-Mishriyyah - Kairo)
  • [3] HR. Muslim no. 3024
  • [4] HR. Abu Dawud no. 1952 dan 1953
  • [5] Ar-Rahiq Al-Makhtum oleh Al-Mubarakfuri hlm. 424 (cet. Darul-Hilal - Bairut)
  • [6] Peristiwa penaklukan kota Mekah terjadi pada tahun 8 Hijriyah. Rasulullah berangkat bersama puluhan ribu pasukan kaum muslimin menuju Mekah. Sesampainya di Mekah, Rasulullah bersama kaum muslimin berhasil memasuki Mekah tanpa adanya perlawanan dari kaum kafir Quraisy karena mereka menyerah. Akhirnya, Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin.
  • [7] QS. Ali Imron ayat 19 dan 85
  • [8] Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 hlm. 513 (cet. Dar Thayyibah - Riyad)
  • [9] Tafsir Al-Qurthubi jilid 20 hlm. 230 (cet. Darul-Kutub Al-Mishriyyah - Kairo)

Related Posts :