Ikhlas adalah sebuah istilah yang tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun, tahukah Anda apa pengertian ikhlas yang sesungguhnya dalam agama Islam?
Banyak di antara kita yang salah dalam memahami makna dan pengertian ikhlas. Sebagian dari kita menganggap bahwa makna ikhlas adalah “tanpa pamrih”. Ada juga yang memaknai ikhlas dengan pengertian “merelakan”. Padahal pengertian ikhlas dalam Islam bukanlah demikian.
Oleh karena itu, pada artikel kali ini, akan kita kaji bersama apa pengertian ikhlas secara bahasa dan istilah, dalil-dalil tentang ikhlas, ciri-ciri orang yang ikhlas beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI |
A. Pengertian Ikhlas
Berikut ini penjelasan pengertian ikhlas secara bahasa dan istilah menurut para ulama :
1. Pengertian Ikhlas Secara Bahasa
Apa pengertian ikhlas (arab : الْإِخْلَاصُ) secara bahasa? Pengertian ikhlas secara bahasa adalah berasal dari kata akhlasho - yukhslishu - ikhlashon (arab : أَخْلَصَ - يُخْلِصُ - إِخْلَاصًا) yang berarti memurnikan sesuatu atau menjadikannya murni dan tidak tercampur dengan suatu apapun.
2. Pengertian Ikhlas Secara Istilah
Apa pengertian ikhlas secara istilah? Berikut ini merupakan pengertian ikhlas secara istilah menurut para ulama beserta kesimpulannya :
Pengertian Ikhlas Menurut Ibnul Qoyyim
هُوَ إِفْرَادُ الْحَقِّ سُبْحَانَهُ بِالْقَصْدِ فِي الطَّاعَةِ
Ikhlas adalah menunggalkan Allah Al-Haq dengan niat di dalam ketaatan.
[Madarijus-Salikin : 2/91]
Pengertian Ikhlas Menurut Al-Jurjani
تخليص القلب عن شائبة الشوب المكدر لصفاته
Memurnikan hati dari segala campuran yang mengotori kemurniannya.
[At-Ta'rifat hlm. 13]
الإخلاص تصفية الأعمال من الكدورات
Ikhlas adalah membersihkan amalan dari kotoran-kotoran.
[At-Ta'rifat hlm. 14]
Pengertian Ikhlas Menurut Hudzaifah Al-Mar’asyi
الإخلاص استواء أفعال العبد في الظاهر والباطن
Ikhlas adalah menyamakan perbuatan seorang hamba yang lahir dan batin.
[At-Tibyan fi Adab Hamalatil-Quran hlm. 32]
Pengertian Ikhlas Menurut Para Salaf
تَصْفِيَةُ الْفِعْلِ عَنْ مُلَاحَظَةِ الْمَخْلُوقِينَ
Memurnikan amal dari perhatian para makhluk.
[Madarijus-Salikin : 2/91]
الْإِخْلَاصُ: تَصْفِيَةُ الْعَمَلِ مِنْ كُلِّ شَوْبٍ
Ikhlas adalah memurnikan amal dari segala jenis campuran.
Madarijus-Salikin : 2/93]
Kesimpulan Pengertian Ikhlas dalam Islam
Berdasarkan pengertian-pengertian ikhlas di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa ikhlas adalah memurnikan amal ibadah dari hal-hal yang mengotorinya. Ibadah yang murni dari kotoran adalah ibadah yang diniatkan untuk Allah subhanahu wata'ala. Seorang hamba tidak boleh beribadah dengan tujuan mencari perhatian makhluk.
Jika seorang hamba beribadah dengan tujuan kepada selain Allah maka ia telah mengotori amal ibadahnya. Dalam arti lain, ibadahnya sudah tidak murni lagi karena tercampur dengan kotoran.
B. Dalil-dalil Tentang Ikhlas
Berikut ini beberapa dalil-dalil tentang ikhlas dalam Al-Quran dan Al-Hadits :
1. Perintah Ikhlas dalam Al-Quran
Allah subhanahu wata'ala memerintahkan kepada hambanya untuk menyembah Allah dengan ikhlas. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah)
[QS. Al-Bayyinah ayat 5]
Allah subhanahu wata'ala memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mengikhlaskan ibada kepada-Nya. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
قُلِ ٱللَّهَ أَعۡبُدُ مُخۡلِصٗا لَّهُۥ دِينِي ١٤
Katakanlah, “Hanya Allah yang aku sembah dengan mengikhlaskan ketaatanku kepada-Nya.”
[QS. Az-Zumar ayat 14]
Pada ayat yang lain Allah subhanahu wata'ala juga berfirman :
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢ لَا شَرِيكَ لَهُۥۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ١٦٣
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.”
[QS. Al-An’am ayat 162-163]
2. Tujuan Allah Menciptakan Kematian dan Kehidupan
Allah subhanahu wata'ala menciptakan kematian dan kehidupan adalah untuk menguji siapakah yang paling ikhlas amalnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ
yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
[QS. Al-Mulk ayat 2]
Menurut Fudhail bin Iyadh, amal terbaik adalah amal yang ikhlas dan benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar maka tidak diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas maka juga tidak diterima. Ikhlas itu adalah ketika beramal karena Allah dan benar itu adalah ketika amalnya sesuai sunnah.
3. Orang yang Terbaik Agamanya adalah Orang Yang Ikhlas
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِينٗا مِّمَّنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ
Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan)
[QS. An-Nisa’ ayat 125]
Berdasarkan ayat tersebut, orang yang lebih baik agamanya adalah orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah dan muhsin. Memasrahkan diri kepada Allah artinya adalah ikhlas. Sedangkan muhsin artinya adalah mengikuti sunnah.
4. Bersabar Bersama Orang Ikhlas
Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk tetap bersabar bersama orang-orang yang ikhlas. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ
Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya.
[QS. Al-Kahfi ayat 28]
5. Keutamaan Membaca Tahlil dengan Ikhlas
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَا قَالَ عَبْدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَطُّ مُخْلِصًا، إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، حَتَّى تُفْضِيَ إِلَى العَرْشِ، مَا اجْتَنَبَ الكَبَائِرَ
Tidaklah seorang hamba mengucapkan “Laa ilaha illallaah” dengan ikhlas melainkan akan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga Arsy selama hamba tersebut menjauhi dosa-dosa besar.
[HR. Tirmidzi no. 3590]
6. Keutamaan Puasa dengan Ikhlas
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala maka diampuni dosanya yang telah berlalu.
[HR. Bukhari no. 38]
7. Keutamaan Mengiringi Jenazah dengan Ikhlas
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا، فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الْأَجْرِ بِقِيرَاطَيْنِ؛ كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ، وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أَنْ تُدْفَنَ، فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطٍ
Barang siapa yang mengiringi jenazah seorang musim karena keimanan dan mengharapkan pahala dan ia terus mengiringinya sampai dishalatkan dan selesai penguburannya maka ia pulang dengan membawa pahala dua qiroth, setiap qiroth setara dengan gunung Uhud. Dan barang siapa yang menyolatkan kemudian ia kembali sebelum penguburan maka ia pulang membawa pahala satu qiroth.
[HR. Bukhari no. 47]
C. Ciri-ciri Ikhlas dan Contohnya
Jika kita ingin mengetahui apakah diri kita sudah ikhlas dalam beramal atau tidak maka kita harus mengetahui ciri-cirinya. Berikut ini beberapa ciri-ciri ikhlas dan contohnya yang dapat kita jadikan salah satu alat ukur keikhlasan kita.
1. Tidak Menyukai Kepopuleran
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah tidak suka jika dirinya dikenal sebagai orang yang senantiasa beramal. Contohya adalah berdakwah. Jika kita ikhlas dalam berdakwah maka ia tidak akan mencari kepopuleran melalui berdakwah.
2. Tidak Suka Pujian dan Sanjungan
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah tidak suka dipuji dan disanjung atas amal yang telah diperbuat. Contohnya adalah mengajarkan dan membacakan Al-Quran. Jika kita ikhlas dalam mengajarkan dan membacakan Al-Quran maka kita tidak akan mengharapkan pujian dan sanjungan atas anugrah yang Allah berikan kepada kita. Justru yang kita harapkan adalah sanjungan dan pujian dari Allah subhanahu wata'ala.
3. Bersemangat dalam Mengamalkan Agama
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah adalah bersemangat dalam mengamalkan agama. Contohnya adalah menghafalkan Al-Quran. Jika kita ikhlas dalam menghafal Al-Quran maka kita pasti sangat bersemangat dalam menghafalkan Al-Quran meskipun berat. Sebab, motivasinya bukan untuk memperoleh dunia akan tetapi untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya di akhirat.
4. Bersegera dalam Beramal dan Mengharap Pahala
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah bersegera dalam beramal. Contohnya adalah bersedekah. Jika kita ikhlas dalam bersedekah maka kita pasti akan bersegera untuk bersedekah ketika mendapatkan rezeki dari Allah tanpa menunggu menjadi kaya terlebih dahulu.
5. Bersabar dalam Tekanan dan Tidak Mengeluh
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah bersabar meskipun dalam keadaan tertekan. Contohnya adalah ketika terkena cobaan. Jika kita ikhlas tatkala terkena cobaan maka kita akan bersabar karena menyadari bahwa Allah cinta terhadap orang-orang yang bersabar.
6. Bersemangat Menyembunyikan Amal
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah bersemangat dalam menyembunyikan amal. Contohnya adalah ketika bersedekah. Jika kita ikhlas dalam bersedekah maka seharusnya kita lebih memilih bersedekah secara sembunyi-sembunyi dari pada secara terang-terangan.
7. Menyempurnakan Amal Saat Sendiri
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah senantiasa berusaha menyempurnakan amalannya di saat sendiri. Contohnya adalah ketika shalat tahajjud. Jika kita ikhlas melaksanakan shalat tahajjud maka kita akan melaksanakan shalat sesempurna mungkin di saat sendiri sebab kita yakin bahwa di saat sendiri hanya Allah subhanahu wata'ala yang melihat amalan kita.
8. Memperbanyak Amal Saat Sendiri
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah memperbanyak amal saat sendiri. Selain itu di antara ciri-ciri ikhlas adalah tidak akan menyengaja memperbanyak amal karena ada orang yang melihat. Contohnya adalah ketika berdzikir. Jika kita ikhlas dalam berdzikir maka kita akan tetap bersemangat memperbanyak dzikir meskipun sendirian.
9. Amal Saat Sendiri Lebih Besar daripada Saat Dilihat
Di antara ciri-ciri ikhlas adalah amalnya lebih besar saat sendiri dari pada saat dilihat. Contohnya adalah orang yang menangis karena Allah saat sendiri. Jika kita benar-benar rindu dan takut kepada Allah maka seharusnya kita banyak menangis di kala sendiri.
D. Referensi Bacaan
- A'malul-Qulub oleh Muhammad Shalih Al-Munajjid