12 Manfaat Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari

Manfaat Ikhlas dalam Kehidupan

Secara bahasa, ikhlas artinya adalah memurnikan. Secara istilah, ikhlas diartikan sebagai memurnikan niat dalam amal ibadah dari hal-hal yang mengotorinya. Seorang yang ikhlas dalam beribadah berarti menjadikan tujuan ibadahnya hanya untuk ridha Allah subhanahu wata'ala semata. Ia tidak memperdulikan persepsi para makhluk tentang dirinya karena hanya ridha Allah saja yang ia jadikan sebagai tujuannya dalam beribadah.

Ikhlas adalah salah satu amalan hati yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Jika kita menerapkan ikhlas maka kita akan mendapatkan banyak manfaat yang luar biasa dalam kehidupan kita. Lantas, apa sajakah manfaat ikhlas dalam kehidupan sehari-hari?

Pada artikel kali ini, akan kita pelajari bersama apa saja manfaat ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa manfaat dan keutamaan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari :

1. Amalan yang Diterima

Manfaat ikhlas yang paling utama adalah diterimanya amalan. Sebab, ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya amal. Allah subhanahu wata'ala tidak akan menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ ‌اللهَ ‌لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya.


[HR. Nasa’i no. 3140]

2. Sekecil Apapun Amalan Pasti Berpahala

Manfaat ikhlas yang kedua adalah Allah subhanahu wata'ala pasti akan memberikan pahala terhadap amalan yang ikhlas meskipun remeh di mata manusia. Bahkan, sekedar memberikan sesuap makanan kepada istri, jika dilakukan dengan ikhlas maka Allah subhanahu wata'ala pasti akan membalasnya dengan pahala. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ

Sesungguhnya engkau tidaklah menafkahkan suatu nafkah yang diniatkan untuk mengharapkan wajahnya Allah kecuali engkau akan diberi pahala meskipun hanya sekedar sesuatu yang engkau suapkan ke mulut istrimu.


[HR. Bukhari no. 65]

3. Memperbesar Kualitas Amal

Manfaat ikhlas yang ketiga adalah memperbesar nilai amal kebaikan di sisi Allah. Besar kecilnya amal kebaikan seseorang tidak hanya diukur dari jumlahnya. Akan tetapi, besar kecilnya amal kebaikan seseorang diukur dari keikhlasannya.

Amal yang kelihatannya kecil tetapi dilakukan dengan keikhlasan akan bernilai besar di sisi Allah. Sebaliknya, amal yang kelihatannya besar tapi tidak dilakukan dengan ikhlas maka tidak ada nilainya di sisi Allah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung dengan niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang itu mendapat apa yang ia niatkan.


[HR. Bukhari no. 1]

Ibnu Al-Mubarok mengatakan :

‌رُبَّ ‌عملٍ ‌صغيرٍ تعظِّمهُ النيَّةُ، وربَّ عمل كبيرٍ تُصَغِّره النيَّة

Adakalanya amalan kecil menjadi besar sebab niatnya, dan adakalanya amalan besar menjadi kecil sebab niatnya.


[Jami’ul-Ulum wal-Hikam hlm. 42]

4. Diampuninya Dosa-dosa

Manfaat ikhlas yang keempat adalah diampuninya dosa-dosa. Betapa banyak di antara kita terkadang meremehkan amalan-amalan yang kecil. Padahal, amalan sekecil apapun jika dilakukan dengan ikhlas maka dapat menjadi penyebab diampuninya dosa-dosa. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلَائِقِ، فَيُنْشَرُ عَلَيْهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلًّا، كُلُّ سِجلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَقُولُ اللهُ تبارك وتعالى: هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا؟ فَيَقُولُ: لَا يَا رَبِّ، فَيَقُولُ: أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ؟ [فَيَقُولُ: لَا]، ثُمَّ يَقُولُ: أَلَكَ عُذْرٌ، أَلَكَ حَسَنَةٌ؟ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ: لَا، فَيَقُولُ: بَلَى. إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ، وَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ، فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ، فِيهَا: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ"، قَالَ: "فَيَقُولُ: [يَا رَبِّ]، مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ؟ فَيَقُولُ: إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ، فَتُوضَعُ السِّجلَّاتُ فِي كِفَّةٍ، وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ، فَطَاشَتِ السِّجِلَّاتُ، وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ".

Di hari kiamat, akan ada salah seorang lelaki dari umatku yang dipanggil di hadapan seluruh makhluk. Lalu, dibukakannya 99 catatan (keburukan yang dilakukan di dunia) yang panjang setiap catatannya adalah sepanjang mata memandang. Kemudian Allah subhanahu wata'ala berfirman : “Adakah sesuatu yang engkau ingkari dari catatan ini?”

Ia menjawab : “Tidak wahai Rabb-Ku.”

Allah bertanya lagi : “Apakah malaikat pencatat amal-Ku menzalimimu?”

Ia menjawab : “Tidak.”

Kemudian Allah bertanya : “Apakah engkau punya udzur, apakah engkau punya kebaikan?”

Maka lelaki itupun merasa takut dan menjawab : “Tidak.”

Allah berfirman : “Tentu, sesungguhnya engkau memiliki amal kebaikan di sisi Kami. Sesungguhnya hari ini tidak ada kezaliman bagimu.”

Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan : “Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa anna muhammadan abduhu warasuuluh.”

Lelaki itu berkata : “Wahai Tuhanku, apa hubungannya kartu ini dengan buku catatan keburukan ini?”

Allah menjawab : “Sesungguhnya engkau tidak akan dizalimi.”

Maka catatan-catatan itu diletakkan di satu sisi (timbangan) dan kartu itu diletakkan di sisi (timbangan) yang lain, dan ternyata catatan-catatan itu lebih ringan sedangkan kartu itu lebih berat.


[HR. Ibnu Majah no. 4300]

Berdasarkan hadits di atas kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa amalan sekecil apapun dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa jika dilakukan dengan jujur dan ikhlas dari dalam hati. Maka dari itu, jangan remehkan amalan sekecil apapun! Jika amalan kecil dilakukan dengan hati yang ikhlas mengharapkan ridha Allah subhanahu wata'ala semata maka ketahuilah bahwa amalan tersebut nilainya sangatlah besar di sisi Allah.

Dikisahkan pula dalam hadits yang lain bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِي يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ الْعَطَشِ، فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا

Di suatu hari yang sangat panas, ada seorang wanita pelacur yang melihat seekor anjing yang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan, maka wanita tersebut mencopot sepatunya dan memberi minum anjing tersebut. Allah pun mengampuni dosa wanita tersebut.


[HR. Muslim no. 2245]

Dari hadits di atas kita juga belajar bahwa wanita pelacur pun diampuni dosa-dosanya oleh Allah sebab memberikan minuman kepada seekor anjing yang kehausan.

5. Tetap Mendapatkan Pahala Meskipun Terhalang

Tahukah Anda? Di antara manfaat ikhlas dalam kehidupan adalah ketika kita berniat untuk melakukan suatu amalan namun terdapat penghalang sehingga kita tidak mampu melakukannya maka Allah tetap memberikan pahala amalan tersebut. Perhatikan hadits berikut ini :

مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

Barang siapa yang meminta mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh (ikhlas) maka Allah akan mengangkatnya sampa ke derajat para syuhada’ meskipun ia wafat di atas ranjangnya.


[HR. Muslim no. 1909]

Berdasarkan hadits di atas, kita dapat memahami bahwa jika seseorang memiliki niat yang ikhlas untuk bisa mati syahid maka ia akan diberikan derajat setara dengan orang-orang yang mati syahid meskipun kenyataannya ia meninggal dunia di atas ranjangnya.

Di dalam hadits yang lain juga disebutkan bahwa jika seseorang mimiliki niat ikhlas untuk membelanjakan hartanya di jalan yang benar padahal ia sendiri tidak memiliki harta maka pahalanya sama dengan orang yang memiliki harta lalu membelanjakan hartanya di jalan yang benar. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

مَثَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ كَمَثَلِ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا وَعِلْمًا، فَهُوَ يَعْمَلُ بِعِلْمِهِ فِي مَالِهِ يُنْفِقُهُ فِي حَقِّهِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ عِلْمًا وَلَمْ يُؤْتِهِ مَالًا، فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ هَذَا عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: فَهُمَا فِي الْأَجْرِ سَوَاءٌ

Permisalan umat ini seperti empat golongan : (golongan pertama) adalah lelaki yang diberikan harta dan ilmu, dan dia membelanjakan hartanya dengan cara yang benar sesuai dengan ilmunya. (yang kedua) adalah lelaki yang diberikan ilmu tetapi tidak diberikan harta, lalu ia berkata : “Seandainya saya memiliki seperti yang dimiliki orang ini, niscaya saya akan melakukan apa yang ia lakukan.” Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : “Mereka berdua pahalanya adalah sama.”


[HR. Ibnu Majah no. 4228]

Perlu diperhatikan bahwa niat ikhlas yang mendapatkan pahala adalah niat yang sungguh-sungguh. Niat yang sungguh-sungguh harus dibuktikan dengan usaha untuk melakukannya. Jika sudah berusaha namun ternyata tidak terwujud maka Allah akan memberikan pahala.

6. Rutinitas Baik Bernilai Berpahala

Manfaat ikhlas yang keenam adalah dapat membuat setiap rutinitas baik kita menjadi berpahala. Banyak orang mengira bahwa amalan yang bernilai pahala hanya amalan yang bersifat ritual ibadah. Padahal, rutinitas yang baik dapat bernilai pahala jika diniatkan ikhlas karena Allah. Coba perhatikan hadits di bawah ini :

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ

Sesungguhnya tidaklah engkau memberi nafkah dengan niat mengharapkan ridha Allah kecuali engkau akan diberi pahala meskipun hanya sekedar sesuatu yang engkau suapkan ke mulut istrimu.


[HR. Bukhari no. 56]

Dari hadits di atas kita belajar bahwa setiap rutinitas baik jika diniatkan ikhlas maka akan diberikan pahala oleh Allah subhanahu wata'ala, salah satu contohnya adalah memberi nafkah. Oleh karena itu, hendaknya kita niatkan setiap rutinitas baik kita dengan niat yang ikhlas. Jika rutinitas baik diniatkan ikhlas karena Allah maka akan diberikan pahala. Berikut beberapa contoh rutinitas baik yang dapat kita niatkan dengan ikhlas agar mendapatkan pahala :

  • Jika kita berhias untuk ke masjid dengan niat menghormati rumah Allah maka kita akan mendapatkan pahala.
  • Jika kita makan dan minum dengan niat untuk memperkuat tubuh agar bisa beribadah maka kita akan mendapatkan pahala.
  • Jika kita menikah dengan niat untuk menjaga diri dan pasangan dari perbuatan keji serta berharap memiliki anak yang senantiasa beribadah kepada Allah maka kita akan mendapatkan pahala.
  • Jika kita belajar dengan niat agar dapat memberikan manfaat kepada kaum muslimin maka akan mendapatkan pahala.
  • Jika kita mengajar dengan niat agar dapat memberikan manfaat kepada Islam dan kaum muslimin maka juga mendapatkan pahala.
  • Jika kita tidur agar dapat beribadah dengan maksimal pada keesokan harinya maka juga mendapatkan pahala.

Pada intinya, setiap rutinitas yang baik dan tidak diharamkan dalam Islam akan mendapatkan pahala jika disertai dengan niat ikhlas. Namun, jika rutinitas tersebut tidak diniatkan dengan ikhlas maka hanya akan menjadi rutinitas biasa yang tidak ada pahalanya.

7. Dilindungi dari Setan

Manfaat ikhlas yang ketujuh adalah dilindungi dari setan. Sejak Allah subhanahu wata'ala menciptakan Nabi Adam 'alaihissalam, Iblis berjanji bahwa dirinya akan berupaya menyesatkan keturunan Adam 'alaihissalam dan menjadikan kejahatan terlihat indah di mata mereka. Namun, upaya tersebut tidak akan mempan terhadap hamba-hamba Allah yang ikhlas. Dikisahkan dalam Al-Quran :

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ٣٩ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٤٠

Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka.”


[QS. Al-Hijr ayat 39-40]

8. Memutus Waswas dan Menjauhkan Diri dari Riya

Pernahkah Anda merasakan semacam gangguan yang membuat Anda mengalami kebimbangan yang tak berdasar? Jika pernah, maka ketahuilah bahwa itu adalah waswas yang berasal dari bisikan setan.

Di antara manfaat ikhlas dalam kehidupan adalah dapat mengobati waswas. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa setan tidak mampu menyesatkan manusia yang memiliki hati yang ikhlas. Selain itu, hati yang ikhlas juga dapat menjauhkan kita dari hati yang riya’. Abu Sulaiman Ad-Darani mengatakan :

إِذَا أَخْلَصَ الْعَبْدُ انْقَطَعَتْ عَنْهُ كَثْرَةُ ‌الْوَسَاوِسِ وَالرِّيَاءِ

Ketika seorang hamba itu ikhlas maka keikhlasan itu akan memutus kebanyakan perasaan waswas dan riya’


[Madarijus-Salikin Jilid 2 Hlm. 92]

9. Terselamatkan dari Godaan

Pernahkah Anda mendengar kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam ketika digoda oleh seorang wanita untuk melakukan perbuatan keji?

Suatu ketika Nabi Yusuf 'alaihissalam digoda oleh seorang wanita cantik yang memiliki kedudukan. Pada saat itu, ia berada di dalam ruangan yang terkunci bersama wanita tersebut. Seandainya ia melakukannya maka niscaya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Namun, Allah selamatkan Nabi Yusuf dari godaan tersebut. Hal ini disebabkan Nabi Yusuf 'alaihissalam adalah hamba yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Dikisahkan dalam Al-Quran :

وَلَقَدۡ هَمَّتۡ بِهِۦۖ وَهَمَّ بِهَا لَوۡلَآ أَن رَّءَا بُرۡهَٰنَ رَبِّهِۦۚ كَذَٰلِكَ لِنَصۡرِفَ عَنۡهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلۡفَحۡشَآءَۚ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٢٤

Sungguh, perempuan itu benar-benar telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Yusuf pun berkehendak kepadanya sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami memalingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia (Yusuf) termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.


[QS. Yusuf ayat 24]

Dari kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa salah satu manfaat ikhlas adalah dapat menyelamatkan seseorang dari godaan yang berat sekalipun.

10. Terlepas dari Kesulitan dan Banyak Rezeki

Tanda hati yang ikhlas adalah menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya di dalam beramal dan bekerja. Jika seseorang beramal ataupun bekerja untuk menggapai kebahagiaan di akhirat maka Allah akan sederhanakan setiap urusannya sehingga menjadi mudah untuk diselesaikan. Selain itu, dunia akan datang kepadanya tanpa perlu tertatih-tatih untuk mengejarnya.

Sebaliknya, jika seseorang beramal ataupun bekerja hanya untuk memenuhi hasrat duniawi maka Allah akan pecah belah urusannya sehingga menjadi rumit dan tidak terselesaikan. Selain itu, dunia tidak akan datang kecuali bagian yang telah Allah subhanahu wata'ala takdirkan untuknya. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ

Barang siapa yang akhirat adalah sesuatu yang ia kejar, maka Allah akan jadikan kekayaan dalam hatinya dan menyederhanakan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Barang siapa yang dunia adalah sesuatu yang ia kejar maka Allah akan jadikan kemiskinan di pelupuk matanya dan merumitkan urusanya, dan dunia tidak akan datang kecuali apa yang telah ditakdirkan baginya.


[QS. Tirmidzi no. 2465]

11. Melapangkan Kesempitan

Perhatikan kisah menarik yang pernah disabdakan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berikut ini :

خَرَجَ ثَلَاثَةٌ يَمْشُونَ فَأَصَابَهُمُ الْمَطَرُ، فَدَخَلُوا فِي غَارٍ فِي جَبَلٍ، فَانْحَطَّتْ عَلَيْهِمْ صَخْرَةٌ، قَالَ: فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: ادْعُوا اللهَ بِأَفْضَلِ عَمَلٍ عَمِلْتُمُوهُ. فَقَالَ أَحَدُهُمُ: اللَّهُمَّ إِنِّي كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ، فَكُنْتُ أَخْرُجُ فَأَرْعَى، ثُمَّ أَجِيءُ فَأَحْلُبُ فَأَجِيءُ بِالْحِلَابِ، فَآتِي بِهِ أَبَوَيَّ فَيَشْرَبَانِ، ثُمَّ أَسْقِي الصِّبْيَةَ وَأَهْلِي وَامْرَأَتِي، فَاحْتَبَسْتُ لَيْلَةً، فَجِئْتُ فَإِذَا هُمَا نَائِمَانِ، قَالَ: فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ رِجْلَيَّ، فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمَا، حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ، قَالَ: فَفُرِجَ عَنْهُمْ. وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ أُحِبُّ امْرَأَةً مِنْ بَنَاتِ عَمِّي كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرَّجُلُ النِّسَاءَ، فَقَالَتْ: لَا تَنَالُ ذَلِكَ مِنْهَا حَتَّى تُعْطِيَهَا مِائَةَ دِينَارٍ، فَسَعَيْتُ فِيهَا حَتَّى جَمَعْتُهَا، فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتِ: اتَّقِ اللهَ وَلَا تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلَّا بِحَقِّهِ، فَقُمْتُ وَتَرَكْتُهَا، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً، قَالَ: فَفَرَجَ عَنْهُمُ الثُّلُثَيْنِ. وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ مِنْ ذُرَةٍ فَأَعْطَيْتُهُ، وَأَبَى ذَاكَ أَنْ يَأْخُذَ، فَعَمَدْتُ إِلَى ذَلِكَ الْفَرَقِ فَزَرَعْتُهُ، حَتَّى اشْتَرَيْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيَهَا، ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ أَعْطِنِي حَقِّي، فَقُلْتُ: انْطَلِقْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرَاعِيَهَا فَإِنَّهَا لَكَ، فَقَالَ: أَتَسْتَهْزِئُ بِي؟ قَالَ: فَقُلْتُ: مَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ وَلَكِنَّهَا لَكَ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا، فَكُشِفَ عَنْهُمْ

Dahulu ada tiga orang yang keluar sedang berjalan, kemudian turunlah hujan, lalu mereka bertiga masuk ke dalam gua di sebuah gunung, tiba-tiba gua itu tertutup batu. Salah satu di antara mereka berkata kepada yang lain : “Berdoalah kepada Allah dengan amal terbaik yang pernah kalian amalkan!”

Salah satu di antara mereka berdoa : “Ya Allah sesungguhnya aku memiliki kedua orang tua yang sudah tua renta. Suatu hari aku keluar untuk mengembala agar mendapatkan susu. Kemudian aku datang membawa susu, lalu aku berikan kepada kedua orang tuaku, lalu mereka meminumnya. Kemudian aku berikan untuk bayiku, keluargaku, dan istriku. Pada suatu malam, aku mencari susu. Setelah aku kembali dan aku datangi mereka ternyata mereka sudah tertidur. Aku enggan untuk membangunkan mereka berdua untuk meminum susu meskipun anakku menangis di bawah kakiku karena kelaparan. Begitulah kebiasaanku dan kedua orang tuaku hingga fajar. Ya Allah sendainya Engkau mengetahui apa yang aku lakukan itu karena mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami agar kami dapat melihat (cahaya) langit.” Maka terbukalah sedikit celah untuk mereka.

Orang yang kedua berkata : “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku adalah seorang lelaki yang sangat mencintai seorang wanita putri dari pamanku seperti kebanyakan laki-laki mencintai wanita. Suatu hari dia berkata bahwa aku tidak bisa mendapatkannya kecuali aku memberikannya uang seratus dinar. Lalu, aku pun bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Ketika aku sudah berada di hadapan kedua kakinya (untuk menyetubuhinya), tiba-tiba wanita itu berkata : “Bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau merenggut keperawanan kecuali dengan cara yang benar” maka aku pun berdiri dan meninggalkan wanita tersebut. Ya Allah jika Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu karena mencari ridha-Mu semata maka bukakanlah celah untuk kami.” Maka terbukalah dua pertiganya.

Orang yang ketiga berkata : “Ya Allah, sesungguhnya engkau mengetahui bahwa aku pernah memperkerjakan seseorang untuk mengurus satu benih tumbuhan lalu aku beri upah namun ia tidak mau menerimanya. Lalu aku sengaja mengembangkan benih tersebut sehingga darinya aku bisa membeli seekor sapi dan pengembalanya. Kemudian, suatu hari orang itu datang kepadaku seraya berkata “Wahai hamba Allah, berikanlah upahku yang dulu!” Lalu aku katakan : lihatlah sapi itu dan pengembalanya, itu semua milikmu. Dia berkata : “Kamu jangan mengolok-olok aku!” Aku tidak mengolok-olok kamu, tetapi itu semua benar milikmu. Ya Allah senadainya Engkau mengetahui apa yang aku lakukan itu karena mencari ridha-Mu semata maka bukakanlah celah untuk kami.” Akhirnya mereka bisa terbebas dari gua tersebut.


[HR. Bukhari no. 2215]

Dari kisah tersebut kita belajar bahwa di antara manfaat amalan yang ikhlas adalah dapat dijadikan sebagai wasilah untuk berdoa ketika dalam keadaan sempit.

12. Dicukupi Oleh Allah dari Manusia

Di antara manfaat ikhlas dalam kehidupan adalah membuat seseorang tidak akan peduli dengan apapun yang dikatakan oleh manusia kepada dirinya. Seorang yang ikhlas hanya peduli dengan apa yang dikatakan oleh Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wasallam. Jika suatu perkara menurut Allah dan Rasul-Nya adalah kebaikan maka ia akan mengerjakannya. Jika suatu perkara menurut Allah dan Rasul-Nya adalah keburukan maka ia akan meninggalkannya.

Maka dari itu, orang-orang yang ikhlas akan dicukupkan oleh Allah dari manusia tanpa perlu meminta perhatian dari manusia. Allah subhanahu wata'ala akan jadikan orang-orang mencintai dirinya tanpa perlu diminta dan diharap. Umar bin Khattab pernah mengatakan :

فَمَنْ خَلُصَتْ نِيَّتُهُ ‌فِي ‌الْحَقِّ، وَلَوْ كَانَ عَلَى نَفْسِهِ كَفَاهُ اللهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ

Barang siapa yang niatnya ikhlas dalam kebenaran meskipun terhadap dirinya sendiri maka Allah akan mencukupkan antara dirinya dengan manusia.


[As-Sunan Al-Kubro Lil-Baihaqi no. 20537]

Demikianlah beberapa manfaat ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita dijadikan oleh Allah subhanahu wata'ala sebagai hamba-Nya yang senantiasa ikhlas dalam beramal dan menjalani kehidupan dunia.

Related Posts :