Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah orang pertama yang menghafal Al-Quran dan memotivasi para sahabatnya untuk menghafal Al-Quran. Jika kita meneliti kitab-kitab hadits maka kita akan mendapati banyak sekali hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tentang keutaman menghafal Al-Quran. Hadits-hadits tentang keutamaan menghafal Al-Quran tersebut adalah bukti bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat memotivasi umatnya untuk menghafal Al-Quran.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa saja keutamaan menghafal Al-Quran beserta dalilnya dari hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan secara shahih :
A. Syafaat di Hari Kiamat
Hari kiamat adalah hari yang sangat mengerikan. Pada hari itu, tidak ada seorang pun yang bisa saling tolong menolong. Manusia akan sangat sibuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Bahkan, mereka akan saling menuntut atas hak yang belum mereka terima selama di dunia.
Oleh karena itu, kita sangatlah membutuhkan syafaat (pertolongan) di hari kiamat. Di antara amalan yang dapat memberikan syafaat pada hari kiamat adalah membaca dan menghafalkan Al-Quran. Jika kita senantiasa membersamai Al-Quran ketika di dunia, maka yakinlah bahwa kelak Al-Quran akan membersamai dan menolong kita di hari kiamat. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahib-nya.
[HR. Muslim no. 804]
Diriwayatkan dalam hadits yang lain bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ
Puasa dan Al-Quran adalah dua amalan yang memberi syafaat pada hari kiamat. Puasa berkatan : “Wahai tuhanku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepadanya.” Al-Quran berkata : “Aku menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepadanya”. Maka mereka berduapun memberikan syafaat.
[HR. Ahmad no. 6626]
B. Derajat Tertinggi di Surga
Puncak dari kesuksesan bukanlah hidup di dunia dengan bergelimang harta dan menjadi seorang raja. Akan tetapi, puncak kesuksesan adalah ketika kita bisa meraih surga tertinggi ketika di akhirat kelak. Mengapa demikian? Harta dan kedudukan di dunia hanyalah sementara dan akan kita tinggalkan. Sedangkan harta dan kedudukan di akhirat adalah kekal dan abadi.
Di antara salah satu keutamaan yang Allah berikan kepada para penghafal Al-Quran adalah diberikan kedudukan di surga sesuai banyaknya jumlah hafalan. Semakin banyak hafalan Al-Quran yang dimiliki maka semakin tinggi pula kedudukan di surga. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan kepada para shahibul-Quran (di akhirat): “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil ketika di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu sesuai dengan ayat terakhir yang engkau baca.”
[HR. Abu Dawud 1464]
C. Kekasih Allah
Jika kita ingin menjadi kekasih Allah yang paling dekat dan orang yang dikhususkan di sisi Allah maka jadilah seorang ahlul-quran. Diriwayatkan dalam sebuah hadits :
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ للهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga (kekasih) dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya : “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Mereka adalah ahlul-quran, keluarganya (kekasih) Allah dan orang-orang khusus di sisi Allah.”
[HR. Ibnu Majah no. 215]
Siapakah ahlul-quran itu? Ahlul-quran adalah orang yang mendedikasikan dirinya untuk Al-Quran. Mereka tidak hanya sekedar membaca Al-Quran dengan tajwid dan suara yang bagus. Akan tetapi, mereka juga mempelajari, menghafalkan, memahami, mengamalkan, dan mengajarkan Al-Quran. Oleh sebab itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi dan memiliki hubungan yang spesial di sisi Allah. Bahkan, kedekatan mereka dengan Allah seperti keluarga.
D. Pahala Berlimpah
Bagaimana menurutmu jika ada pekerjaan yang ringan dan mudah namun diberi upah atau gaji yang banyak dan berlimpah?
Nah, di antara amalan ringan dan mudah yang diberi pahala yang banyak dan berlimpah adalah menghafal Al-Quran. Bagaimana tidak? Setiap huruf yang dibaca saat menghafal Al-Quran nilai pahalanya adalah sepuluh kebaikan. Seandainya kita membaca seratus huruf saja maka kita telah mendapatkan pahala seribu kebaikan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka ia mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.
[HR. Tirmidzi no. 2910]
Subhanallah! Betapa banyak pahala yang diperoleh jika kita menghafal Al-Quran. Maka dari itu, bersemangatlah dalam menghafal Al-Quran!
E. Sebaik-baiknya Manusia
Al-Quran adalah kalam Allah. Kalam Allah adalah kalam yang terbaik. Keunggulan kalam Allah dibandingkan kalam yang lainnya seperti keunggulan Allah di atas seluruh makhluk-Nya. Oleh karena itu, seseorang yang mempelajari Al-Quran adalah manusia yang terbaik. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.
[HR. Bukhari no. 5027]
D. Mengangkat Derajat
Derajat suatu kaum tergantung dari bagaimana ia memperlakukan Al-Quran. Jika mereka memuliakan dan mengagungkan Al-Quran maka Allah akan memuliakan mereka. Namun, jika mereka merendahkan dan mengabaikan Al-Quran maka Allah akan merendahkan dan mengabaikan mereka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum itu sebab Al-Quran dan merendahkan kaum yang lainnya sebab Al-Quran.
[HR. Ibnu Majah no. 218]
Salah satu wujud dari mengagungkan dan memuliakan Al-Quran adalah menghafalkan Al-Quran. Oleh karena itu, jika kita memuliakan Al-Quran dengan menghafalkannya maka Allah akan mengangkat derajat kita.
G. Kemuliaan Bagi Kedua Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah kewajiban. Merekalah yang telah mengasuh, merawat, dan mendidik kita hingga saat ini. Jika kita ingin berbakti kepada kedua orang tua kita maka jangan hanya berbakti kepada mereka ketika di dunia saja. Akan tetapi, berbaktilah kepada mereka berdua hingga di akhirat kelak.
Di antara salah satu amalan yang dapat memberikan kemuliaan kepada kedua orang tua ketika di akhirat adalah Al-Quran. Orang tua para penghafal Al-Quran akan diberikan kemuliaan di hari kiamat kelak. Inilah amalan yang dapat kita lakukan sebagai wujud bakti kita kepada orang tua. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَإِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ، فَيَقُولُ لَهُ: هَلْ تَعْرِفُنِي؟ فَيَقُولُ: مَا أَعْرِفُكَ، فَيَقُولُ: أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الْهَوَاجِرِ، وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ، وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ، وَإِنَّكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ، فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ، وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا، فَيَقُولَانِ: بِمَ كُسِينَا هَذَا ؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ. ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ، وَاصْعَدْ فِي دَرَجِ الْجَنَّةِ وَغُرَفِهَا، فَهُوَ فِي صُعُودٍ مَا دَامَ يَقْرَأُ، هَذا كَانَ، أَوْ تَرْتِيلًا
Sesungguhnya Al-Quran akan menemui temannya ketika dibangkitkan dari kubur dalam bentuk seperti seorang lelaki yang pucat, lalu ia berkata kepadanya : “Apakah kamu mengenalku?” Ia menjawab : “Aku tidak mengenalmu.” Ia berkata lagi : “Aku adalah temanmu, aku adalah Al-Quran yang membuatmu haus karena mengeluarkan suara, dan membuatmu begadang di malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang itu mempunyai hasil di setiap dagangannya dan pada hari ini kamu mendapatkan hasil daganganmu.” Lalu, orang itu diberikan kerajaan di tangan kanannya dan keabadian di tangan kirinya. Kemudian, mahkota kewibawaan diletakkan di atas kepalanya, dan kedua orang tuanya dipakaikan dua perhiasan yang keindahan dunia tidak sebanding dengannya. Kedua orang tua itu bertanya : “Mengapa kami dipakaikan ini?” Ia menjawab : “Karena kedua anak kalian telah mempelajari Al-Quran.” Kemudian ia berkata kepada padanya : “Bacalah dan naiklah menuju derajat dan kamar surga.” Lalu, ia terus naik selama ia masih membaca Al-Quran dengan tartil.
[HR Ahmad no. 22950]
Demikianlah keutamaan menghafal Al-Quran beserta dalilnya dari hadits-hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Semoga dengan dipaparkannya keutamaan menghafal Al-Quran dapat menambah motivasi dan kesemangatan kita dalam menghafalkan Al-Quran. Amiin.