Jodoh adalah salah satu takdir yang dirahasiakan oleh Allah dari hamba-hamba-Nya. Siapapun kita telah ditentukan jodohnya masing-masih oleh Allah . Bisa jadi dijodohkan ketika dunia, bisa jadi di akhirat, bahkan bisa jadi tidak dijodohkan sama sekali di dunia dan di akhirat bila Allah menghendaki demikian.
Terlepas dari ketentuan Allah , kita diberikan kuasa oleh Allah untuk menentukan pilihan dalam perkara jodoh. Normalnya semua orang pasti menginginkan orang terbaik untuk dijadikan jodohnya. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia yang telah di firmankan oleh Allah :
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ
Dan sesungguhnya manusia niscaya sangat mencintai kebaikan (duniawi)
[QS. Al-‘Adiyat ayat 8]
Pada umumnya, tatkala seseorang memilih orang terbaik sebagai pasangan hidupnya maka ia akan memilih berdasarkan apa yang disukai oleh hatinya. Bahasa mudahnya adalah “ikuti apa kata hati maka itulah yang terbaik.”
Padahal, pada hakikatnya hati kita tidak bisa dijadikan patokan sepenuhnya dalam menentukan baik buruknya suatu pilihan. Karena Allah telah menetapkan dalam firman-Nya bahwa apa yang kita anggap menyenangkan hati belum tentu baik dan apa yang kita anggap membencikan hati belum tentu buruk bagi kita.
Allah berfirman :
وَعَسَى أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
Bisa jadi sesuatu yang kalian benci adalah baik untuk kalian dan bisa jadi sesuatu yang kalian cintai itu buruk untuk kalian. Allah itu Maha Mengetahui dan kalian tidak mengetahui.
[QS. Al Baqarah ayat 216]
Dari ayat ini bisa kita ambil hikmah bahwa sesuatu yang baik itu hanya diketahui oleh Allah .
Kita sebagai manusia biasa hanya bisa berusaha melakukan sesuatu sebaik mungkin. Akan tetapi kita tidak bisa menentukan manakah yang terbaik secara mutlak. Hal ini tidak lain dan tidak bukan dikarenakan pengetahuan manusia tidaklah cukup untuk menentukan dengan pasti baik buruknya sesuatu.
Maka solusinya adalah setelah kita menentukan dan berikhtiyar untuk memilih hendaknya kita serahkan pada Allah untuk menentukan mana yang terbaik buat kita. Karena Allah lebih mengetahui mana yang terbaik buat kita.
Yang perlu dicatat adalah bahwa yang dimaksud “baik” dalam ayat tersebut tentunya bukan baik menurut hawa nafsu kita. Akan tetapi baik yang dimaksud adalah baik untuk kehidupan di dunia maupun akhirat.
Kehidupan yang baik di dunia adalah bertambahnya ketaatan dan keimanan kita terhadap Allah .
Sedangkan kebaikan di akhirat adalah mendapat rahmat dari-Nya serta ridho-Nya yang sehingga kita dimasukkan ke dalam surga-Nya oleh Allah .
Lalu bagaimanakah cara menentukan yang terbaik sedangkan kita sendiri tidak mengetahui mana yang terbaik? Berikut caranya :
Allah telah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Allah juga telah mengutus utusannya untuk membimbing manusia agar mengikuti petunjuk tersebut. Dengan petunjuk itulah kita bisa mengetahui mana yang baik dan buruk. Berikut ini petunjuk dalam Al-Quran dan Al-Hadits yang perlu kita ikuti agar mendapatkan jodoh yang terbaik.
1. Hindari Cara yang Diharamkan
Melihat zaman yang mendekati hari akhir ini, kita mengetahui bahwa banyak orang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan jodohnya.
Mulai dari berkenalan, pacaran, bertemu, hingga perzinaanpun dilakukan hanya untuk mendapatkannya atas nama cinta. Padahal, perilaku tersebut tidak lain hanyalah dusta yang mengatas namakan cinta.
Allah telah melarang kita sebagai seorang muslim untuk mendekati zina apalagi melakukannya. Allah berfirman :
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah sesuatu yang keji dan sejelek-jeleknya jalan.
[QS. Al-Israa’ ayat 32]
Apabila kita ingin mendapatkan yang terbaik maka janganlah sekali-kali untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah .
Ingatlah bahwa tidak ada yang terbaik melalui pembangkangan terhadap Yang Maha Baik. Segala yang terbaik adalah segala perkara yang sudah diatur oleh Yang Maha Baik. Maka ikutilah petunjuk dari Allah Yang Maha Baik untuk memperoleh yang terbaik..!
2. Meminta Nasihat dari Para Ulama Shalih
Sepandai apapun kita, masih ada orang yang lebih pandai dari pada kita. Sebanyak apapun ilmu yang kita miliki, masih banyak ilmu yang belum kita ketahui.
Maka mintalah penjelasan dari orang yang sholeh dari kalangan ulama’ atau orang yang berilmu. Karena mereka lebih mengetahui ilmu Al Quran dan As Sunnah. Dan dengan ilmu itulah mereka memberikan pengarahan dan fatwanya kepada kita dengan hal yang baik berdasarkan Al Quran dan As Sunnah.
Allah berfirman :
فَسْئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Maka tanyakanlah pada orang yang memiliki pengetahuan apabila kalian tidak mengetahui
[QS. An-Nahl ayat 43]
3. Doa dan Shalat Istikharah
Keputusan terbaik untuk meminta pertolongan pada Allah agar dipilihkan yang terbaik adalah dengan bersabar dan sholat. Allah berfirman :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبِرِ وَالصَّلَاةِ
Meminta petolonganlah dengan sabar dan sholat
[QS. Al Baqarah ayat 45]
Adapun sholat yang disyariatkan untuk memilih perkara yang terbaik adalah sholat istikharah. Berikut ini akan dijelaskan pengertian dan tata cara sholat istikharah berdasarkan hadits.
Apa Itu Shalat Istikharah?
Shalat Istikharah adalah salat sunnah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal.
Cakupan masalah dalam hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat salat istikharah untuk menentukan di mana ia kuliah, siapa yang lebih cocok menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih.
Setelah salat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam memilih.
Praktek dan Doa Shalat Istikharah
- Hal pertama harus kita amalkan sebelum beribadah adalah niat. Yakni kita niatkan terlebih dahulu hati kita dengan cara meluruskannya hanya untuk Allah semata. Kita niatkan melaksakan sholat istikharah memohon petunjuk kepada Allah agar dipilihkan yang terbaik oleh Allah .
- Kemudian kita sholat sunnah sebanyak 2 rakaat. (tidak ada bacaan dan surat-surat tertentu dalam pelaksanaannya)
- Adapun waktunya bebas kapanpun asalkan bukan waktu larangan sholat seperti setelah subuh, ketika matahari tepat diatas kepala, dan setelah ashar. Lebih baik lagi dilakukan disaat-saat mustajab seperti di sepertiga malam yang akhir.
- Terakhir, baru kita membaca doa setelah sholat istikharah diakhir sholat
Berikut ini hadits yang menunjukkan disyariatkannya shalat istikharah serta tata cara dan doanya yang dinukil dari kitab Shahih Al Bukhari :
Keterangan :عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، كَالسُّورَةِ مِنَ القُرْآنِ: إِذَا هَمَّ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَقُولُ:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ العَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ ( . . . ) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ ( . . . ) شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِي الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ
وَيُسَمِّي حَاجَتَهُDari Jabir radliyallahu anhu berkata : Nabi mengajarkan kami istikharah di dalam setiap perkara, seperti mengajarkan sebuah surat dalam Al-Quran: “Ketika kalian menghendaki suatu perkara maka shalatlah dua rakaat kemudian berdoa :
Allahumma innii astakhiiruka bi'ilmika wa astaqdiruka biqudrotika, wa as-aluka min fadlikal 'adziim, fainnaka taqdiru walaa aqdiru, wa ta'lamu walaa a'lamu, wa anta 'allaamul ghuyuubi, Allaahumma in kunta ta'lamu anna haadzal amro ( . . . ) khoirul lii fii diinii wa ma'aa-syi wa 'aaqibati amrii faqdurhu lii, wa in kunta ta'lamu anna haadzal amro ( . . . ) syarrul lii fii diinii wa ma'aa-syi wa 'aaqibati amrii fashrifhu 'anni washrifnii 'anhu waqdir lii al-khoiro hai-tsu kaana, tsumma rodh-dhinii bihii
(Ya Allah, aku meminta pilihan kepadaMu dengan ilmuMu. Dan aku meminta taqdir kepadaMu dengan kekuasaanMu. Dan aku meminta karunia yang agung kepadaMu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak kuasa. Dan Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui. Engkaulah yang Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (. . .) baik untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat dari perkaraku, maka takdirkanlah ia untukku. Dan jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (. . .) buruk untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat dari perkaraku maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya. Dan takdirkanlah aku pada kebaikan dimanapun. Kemudian ridhailah aku dengan perkara itu.) Lalu ia menyebutkan hajatnya.
(HR. Bukhari)
Tanda ( . . . ) diganti dengan menyebutkan hajatnya.
Contoh kita menyebutkan nama seseorang yang ingin kita pilih :
اَنَّ هذَااْلاَمْرَ (مريم بنت فلان)
Bahwa perkara ini (Maryam binti Fulan)
Demikian cara agar dipilihkan jodoh yang terbaik dan tata cara sholat istikharah. Semoga bermanfaat buat kita semua. Amiin